BAB I
PENDAHULUAN
Kelas Amphibia mencakup sekitar 4000 spesies. Kelompok hewan
ini umumnya hidup di dua tempat, yaitu air dan darat selama metamorfosisnya.
Banyak jenis katak di air saat masih berupa larva. Larva katak yang disebut
kecebong atau berudu ini tidak memiliki kaki namun memiliki insang dan berekor.
Dalam metamorfosis selanjutnya, dua pasang kaki katak berkembang, sedangkan
insang dan ekornya menghilang. Setelah kakinya berkembang, katak hidup di darat
dan bernafas dengan paru-paru.
Sebagian besar amphibian memilki ciri-ciri khusus lainnya,
yaitu :
1.
Berkulit
licin tidak bersisik
2.
Menggunakan
energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm
3.
Fertilisasi
secara eksternal di air, genangan air, atau tempat yang lembap seperti di bawah
daun
4.
Menghasilkan
telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang.
Tidak semua amphibia hidup di dua tempat kehidupan. Beberapa
jenis katak, salamander, dan ceacilia ada yang hanya hidup di air dan ada yang
hidup di darat. Namun, sebagian besar amphibian hidup di dekat air dan tempat
yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis. Amphibian terdiri dari tiga
ordo yaitu Anura, Urodela, dan Apoda.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Peredaran Darah Katak
Sistem
peredaran darah katak berupa system peredaran darah tertutup dan peredaran
darah ganda. Pada system peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali
dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke
paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh
menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Jantung
katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri)
dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang
mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Darah
yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke
sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke
ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di
paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah
mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang
terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. selanjuntnya, dari atrium kiri
darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang
mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam
jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang
nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini
bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis)
mengalirkan darah ke kepala dank e otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke
jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah
ke kulit dan paru-paru.
Darah
katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air,
protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit
(sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat
oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sitem
peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfe. System peredaran
limfe berperan penting dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah.
1.
Limpa
2.
Sistemik lengkungan
3.
Coeliacomesenteric arteri
4.
Seliaka arteri
5.
Mesenterika arteri
6.
Dorsal aorta
7.
Umum arteri iliaka
8.
Posterior vena kava
9.
Ventral perut vena
B. Sistem Pencernaan Katak
Sistem pencernaan katak (amphibi)
mirip dengan system pencernaan pada ikan (pisces) meskipun katak memiliki makanan pokok serangga, seperti
nyamuk, lalat dan capung. Selain itu, katak menghabiskan masa dewasanya di daratan
dengan menggunakan paru-paru sebagai organ reproduksi.
Struktur dan Sistem Pencernaan Katak
1. Rongga
mulut
Katak
memiliki rongga mulut yang ditopang oleh rahang atas maupun rahang bawah. Gigi
katak berbentuk V dan tidak berkembang dengan sempurna. Lidah katak sangat
panjang, dan lidah inilah yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Keunikan pada
lidah katak adalah pangkal lidah yang berada di depan, bentuk lidah yang
menggulung serta tekstur lidah yang kenyal dan sangat lengket.
2. Kerongkongan
(Esofagus)
Kerongkongan
katak tidak berkembang seperti kerongkongan pada manusia yang cukup panjang dan
mampu melakukan gerak peristaltic. Kerongkongan pada katak hanya merupakan
saluran kecil yang sangat pendek. Hal ini akibat katak tidak memiliki leher
seperti mamalia maupun aves.
3. Lambung
(Ventrikukus)
Bentuk
lambung pada sistem pencernaan katak mirip dengan ventrikulus pada ikan.
Lambung katak bersifat sangat asam. Tujuannya adalah untuk membunuh mangsa dan
kuman-kuman penyakit, mengingat mangsa katak adalah serangga yang mungkin masih
hidup ketika ditelan.
Di
dekat lambung, menempel pancreas yang berwarna kuning dan berfungsi
menghasilkan enzim untuk mencerna makanan. Selain itu, di dekat ventrikulus,
terdapat hepar (hati) yang menghasilkan cairan empedu untuk menetralisasi racun
dan zat-zat toksik yang masuk ke dalam saluran pencernaan.
4. Usus
(Intestinum)
Usus
katak identik dengan usus ikan. Meskipun lebih panjang, bagian-bagian usus
seperti duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong) maupun ileum (usus cerna),
belum memiliki batas-batas yang jelas. Meskipun demikian, di dalam usus,
terjadi penyerapan sari-sari makanan oleh bantuan enzim yang dihasilkan
pancreas.
5. Usus
Besar atau Usus Tebal
Di
dalam usus besar katak, hanya terjadi penerapan air dan pembusukan sisa
makanan.
6. Kloaka
Sisa
makanan yang tidak dipakai akan dibuang melalui saluran kloaka katak. Sama
seperti ikan maupun reptilia, katak belum memiliki saluran reproduksi,
pembuangan urine dan pembuangan zat sisa makanan yang terpisah. Semuanya
bermuara di saluran kloaka.
C. Sistem Pernapasan Katak
Katak muda (berudu) menggunakan
insang untuk mengambil oksigen yang terlarut dalam air. Setelah berumur lebih
kurang 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam. Setelah dewasa, katak
bernapas menggunakan selaput rongga mulut, paru-paru, dan kulit.
Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Pernapasan
dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini karena kulit
katak tipis, selalu lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Pernapasan
dengan kulit berlangsung secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen yang
masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena pulmo
kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon
dioksida dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit
dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan
demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di kulit.
Katak juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru Mammalia. Perhatikan Gambar 7.18. Paru paru katak berupa sepasang kantung tipis yang elastis sehingga udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Seperti pada ikan, pernapasan pada katak meliputi proses inspirasi dan ekspirasi yang berlangsung pada saat mulut dalam keadaan tertutup. Mekanisme pernapasan ini diatur oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot rahang bawah (submandibularis), sternohioideus, geniohioideus, dan otot perut. Perhatikan Gambar 7.19.
Mekanisme inspirasi dan ekspirasi dijelaskan seperti berikut.
1) Fase inspirasi katak
Fase inspirasi terjadi bila otot
sternohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen
masuk melalui koane (celah hidung). Setelah itu, koane menutup, otot submandibularis dan otot
geniohioideus berkontraksi, sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga
mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru
terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler
dinding paru-paru, dan sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.
2)
Fase
ekspirasi katak
Mekanisme ekspirasi terjadi setelah
pertukaran gas di dalam paru-paru, otot rahang bawah mengendur atau
berelaksasi, sementara otot perut dan sternohioideus berkontraksi. Hal ini
mengakibatkan paru-paru mengecil, sehingga udara tertekan keluar dan masuk ke
dalam rongga mulut. Selanjutnya koane membuka, sedangkan celah tekak menutup,
sehingga terjadi kontraksi otot rahang bawah yang diikuti berkontraksinya otot
geniohioideus. Akibatnya, rongga mulut mengecil dan udara yang kaya karbon
dioksida terdorong keluar melalui koane.
D. Sistem Ekskresi Katak
Alat
ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak
di kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal berwarna merah kecoklat-coklatan.
Ginjal sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa, yaitu garam-garam
mineral dan cairan dari darah. Saluran ekskresi katak merupakan sepasang
saluran yang akan bermuara di kloaka. Pada katak jantan, saluran ginjal dan
saluran kelaminnnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.
E. Sistem Saraf Katak
Katak memiliki sistem saraf yang sangat maju. Ini
terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan saraf.
Bagian penting dari otak katak
sesuai dengan bagian yang sebanding dalam otak manusia. Medula mengatur fungsi
otomatis seperti pencernaan dan pernapasan. Postur tubuh dan koordinasi otot
yang dikendalikan oleh otak kecil. Otak sangat kecil dalam katak. Dengan
perbandingan otak manusia sangat besar. Dalam manusia otak yang terlibat dalam
banyak proses kehidupan penting.
Hanya 10 saraf kranial berasal
dari otak katak. Manusia memiliki 12. Demikian pula, katak hanya memiliki 10
pasang saraf tulang belakang. Manusia memiliki 30 pasang.
Dua lubang sederhana membentuk
lubang hidung untuk katak. Ada katup yang kompleks tetapi tidak ada bagian
hidung selama ada dalam diri manusia. Rasa katak penciuman terdaftar oleh lobus
penciuman. Ini membuat bagian depan otak.
Mata kasar. Lensa tetap yang
tidak dapat mengubah fokusnya. Kelopak mata kurang berkembang tidak bergerak.
Untuk menutup matanya, katak menarik organ ke dalam soket (lihat Eye). Sebuah
kelopak mata ketiga, atau membran nictitating, dapat ditarik atas menarik-dalam
bola mata.
Tidak ada telinga luar . Kedua
gendang telinga, atau membran timpani, yang terkena. Hanya ada satu tulang di
telinga tengah katak. Telinga tengah manusia mengandung tiga tulang (ossicles).
Seperti pada manusia, semicircular canals membantu untuk menjaga keseimbangan
tubuh.
F. Sistem Indera Katak
Pada hewan amphibi (katak) memiliki 2
indera yang paling menonjol:
Indera penglihat (Mata)
Indera pendengar (Telinga)
Ø Indera penglihat (Mata)
Mata katak berbentuk bulat
dengan lensa yang tebal. Terdiri dari selaput yang bergerak
dari bawah ke samping atas membatasi jarak penglihatan sehingga mata katak
tidak dapat berakomodasi. Katak memiliki selaput tidur pada
kelopak matanya yang disebut membran niktitans atau selaput tidur. Fungsi
membran niktitans: untuk menjaga kelembapan mata katak saat di darat dan
melindungi dari gesekan di dalam air.
Ø Indera pendengar (Telinga)
Alat pendengaran katak berupa
telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Jika kita melihat katak mungkin
kita tidak dapat melihat telinganya karena katak tidak memiliki daun telinga,
tapi kalau diperhatikan lebih seksama kita dapat menemukan selaput gendang
telinganya.
Proses penyampaian bunyi pada
pendengaran katak: Getaran suara diterima oleh selaput gendang telinga,
menggetarkan tulang pendengaran dan meneruskannya ke tingkap jorong. Di tingkap
jorong, getaran ini diteruskan oleh cairan limfa ke saraf pendengaran.
Ø Indera lainnya
Sebenarnya
indera katak yang lain hanya berfungsi seperti fungsi pada umumnya, misalnya
lidah katak. Lidah katak tidak dapat merasakan rasa manis/asam/asin/pahit/dll
seperti yang bisa kita rasakan. Namun lidah katak cukup bisa membedakan mana
makanan yang layak makan dan yang tak bisa dimakan. Selain itu, lidah katak
juga dapat menjulur panjang dan digunakan untuk menangkap mangsa seperti
serangga.
G. Sistem Reproduksi Katak
Katak,
merupakan jenis hewan ovipar. Katak betina dan katak jantan tidak memiliki alat
kelamin luar. Pembuahan katak juga terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin,
katak betina dan katak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan
menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian
katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan
katak betina diselaputi oleh selaput telur atau membran vitelin. Sebelumnya,
ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu
corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau oviduk. Dekat pangkal
oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut
kantung telur atau uterus. Oviduk katak betina terpisah dengan ureter (saluran
kemih). Oviduk berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera
setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul
mengeluarkan sperma. Sperma yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang
dan disalurkan ke dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak
jantan bersatu dengan ureter (saluran kemih). Dari vas deferens sperma bermuara
di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti oleh
cairan kental, sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan
telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang
keluar dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air
dengan alat isap. Makanannya berupa pitoplankton sehingga berudu tahap awal
merupakan herbivor. Berudu awal berkembang lebih lanjut dari herbivor menjadi
karnivor atau insektivor (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai
terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup.
Selanjutnya, celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah
tiga bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota
gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani muncul ke permukaan air,
sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernafas
dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan
menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat
itulah metamorfosis katak selesai.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan :
Katak
termasuk dalam kelas amphibia
Sistem
peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran
darah ganda.
Saluran
pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung usus, dan kloaka.
Alat
pernapasan pada katak berupa paru-paru, kulit, dan insang.
Alat
ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak
di kanan dan kiri tulang belakang.
Sistem
saraf pada katak terdiri dari otak. Otak tengah lebih berkembang sehingga
memiliki penglihatan yang baik.
Reproduksi
pada katak terjadi secara eksternal dan cara ovipar dengan perilaku ampleksus.
Ovum yang telah dibuahi oleh sperma akan berkembang menjadi berudu dan
mengalami metamorfosis sehingga menjadi katak dewasa.
DAFTAR
PUSTAKA
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004.
Biologi untuk SMA. Jakarta: Erlangga.
No comments:
Post a Comment