Sunday, June 3, 2012

Sistematika pada Katak


BAB I

PENDAHULUAN

Kelas Amphibia mencakup sekitar 4000 spesies. Kelompok hewan ini umumnya hidup di dua tempat, yaitu air dan darat selama metamorfosisnya. Banyak jenis katak di air saat masih berupa larva. Larva katak yang disebut kecebong atau berudu ini tidak memiliki kaki namun memiliki insang dan berekor. Dalam metamorfosis selanjutnya, dua pasang kaki katak berkembang, sedangkan insang dan ekornya menghilang. Setelah kakinya berkembang, katak hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru.
Sebagian besar amphibian memilki ciri-ciri khusus lainnya, yaitu :
1.      Berkulit licin tidak bersisik
2.      Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm
3.      Fertilisasi secara eksternal di air, genangan air, atau tempat yang lembap seperti di bawah daun
4.      Menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang.
Tidak semua amphibia hidup di dua tempat kehidupan. Beberapa jenis katak, salamander, dan ceacilia ada yang hanya hidup di air dan ada yang hidup di darat. Namun, sebagian besar amphibian hidup di dekat air dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis. Amphibian terdiri dari tiga ordo yaitu Anura, Urodela, dan Apoda.












BAB II
                                                 PEMBAHASAN
A.    Sistem Peredaran Darah Katak
Sistem peredaran darah katak berupa system peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada system peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.

Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.

Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. selanjuntnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dank e otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.

Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada  inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sitem peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfe. System peredaran limfe berperan penting dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah.
 
1. Limpa
2. Sistemik lengkungan
3. Coeliacomesenteric arteri
4. Seliaka arteri
5. Mesenterika arteri
6. Dorsal aorta
7. Umum arteri iliaka
8. Posterior vena kava
9. Ventral perut vena

B.     Sistem Pencernaan Katak
Sistem pencernaan katak (amphibi) mirip dengan system pencernaan pada ikan (pisces) meskipun katak memiliki makanan pokok serangga, seperti nyamuk, lalat dan capung. Selain itu, katak menghabiskan masa dewasanya di daratan dengan menggunakan paru-paru sebagai organ reproduksi.

Struktur dan Sistem Pencernaan Katak

1.      Rongga mulut
Katak memiliki rongga mulut yang ditopang oleh rahang atas maupun rahang bawah. Gigi katak berbentuk V dan tidak berkembang dengan sempurna. Lidah katak sangat panjang, dan lidah inilah yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Keunikan pada lidah katak adalah pangkal lidah yang berada di depan, bentuk lidah yang menggulung serta tekstur lidah yang kenyal dan sangat lengket.
2.      Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan katak tidak berkembang seperti kerongkongan pada manusia yang cukup panjang dan mampu melakukan gerak peristaltic. Kerongkongan pada katak hanya merupakan saluran kecil yang sangat pendek. Hal ini akibat katak tidak memiliki leher seperti mamalia maupun aves.
3.      Lambung (Ventrikukus)
Bentuk lambung pada sistem pencernaan katak mirip dengan ventrikulus pada ikan. Lambung katak bersifat sangat asam. Tujuannya adalah untuk membunuh mangsa dan kuman-kuman penyakit, mengingat mangsa katak adalah serangga yang mungkin masih hidup ketika ditelan.
Di dekat lambung, menempel pancreas yang berwarna kuning dan berfungsi menghasilkan enzim untuk mencerna makanan. Selain itu, di dekat ventrikulus, terdapat hepar (hati) yang menghasilkan cairan empedu untuk menetralisasi racun dan zat-zat toksik yang masuk ke dalam saluran pencernaan.
4.      Usus (Intestinum)
Usus katak identik dengan usus ikan. Meskipun lebih panjang, bagian-bagian usus seperti duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong) maupun ileum (usus cerna), belum memiliki batas-batas yang jelas. Meskipun demikian, di dalam usus, terjadi penyerapan sari-sari makanan oleh bantuan enzim yang dihasilkan pancreas.
5.      Usus Besar atau Usus Tebal
Di dalam usus besar katak, hanya terjadi penerapan air dan pembusukan sisa makanan.

6.      Kloaka
Sisa makanan yang tidak dipakai akan dibuang melalui saluran kloaka katak. Sama seperti ikan maupun reptilia, katak belum memiliki saluran reproduksi, pembuangan urine dan pembuangan zat sisa makanan yang terpisah. Semuanya bermuara di saluran kloaka.

 


C.    Sistem Pernapasan Katak
Katak muda (berudu) menggunakan insang untuk mengambil oksigen yang terlarut dalam air. Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam. Setelah dewasa, katak bernapas menggunakan selaput rongga mulut, paru-paru, dan kulit.

Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Pernapasan dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal  ini karena kulit katak tipis, selalu lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit berlangsung secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen yang masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di kulit.
pernapasan paru paru katak

Katak juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru Mammalia. Perhatikan Gambar 7.18. Paru paru katak berupa sepasang kantung tipis yang elastis sehingga udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Seperti pada ikan, pernapasan pada katak meliputi proses inspirasi dan ekspirasi yang berlangsung pada saat mulut dalam keadaan tertutup. Mekanisme pernapasan ini diatur oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot rahang bawah (submandibularis), sternohioideus, geniohioideus, dan otot perut. Perhatikan Gambar 7.19.
pernapasan inspirasi ekspirasi katak

Mekanisme inspirasi dan ekspirasi dijelaskan seperti berikut.
1)  Fase inspirasi katak
Fase inspirasi terjadi bila otot sternohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane (celah hidung). Setelah itu, koane menutup, otot submandibularis dan otot geniohioideus berkontraksi, sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru, dan sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.
2)  Fase ekspirasi katak
Mekanisme ekspirasi terjadi setelah pertukaran gas di dalam paru-paru, otot rahang bawah mengendur atau berelaksasi, sementara otot perut dan sternohioideus berkontraksi. Hal ini mengakibatkan paru-paru mengecil, sehingga udara tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Selanjutnya koane membuka, sedangkan celah tekak menutup, sehingga terjadi kontraksi otot rahang bawah yang diikuti berkontraksinya otot geniohioideus. Akibatnya, rongga mulut mengecil dan udara yang kaya karbon dioksida terdorong keluar melalui koane.


D.    Sistem Ekskresi Katak
Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal berwarna merah kecoklat-coklatan. Ginjal sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa, yaitu garam-garam mineral dan cairan dari darah. Saluran ekskresi katak merupakan sepasang saluran yang akan bermuara di kloaka. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.

E.     Sistem Saraf Katak
Katak memiliki sistem saraf yang sangat maju. Ini terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan saraf.
Bagian penting dari otak katak sesuai dengan bagian yang sebanding dalam otak manusia. Medula mengatur fungsi otomatis seperti pencernaan dan pernapasan. Postur tubuh dan koordinasi otot yang dikendalikan oleh otak kecil. Otak sangat kecil dalam katak. Dengan perbandingan otak manusia sangat besar. Dalam manusia otak yang terlibat dalam banyak proses kehidupan penting.
Hanya 10 saraf kranial berasal dari otak katak. Manusia memiliki 12. Demikian pula, katak hanya memiliki 10 pasang saraf tulang belakang. Manusia memiliki 30 pasang.
Dua lubang sederhana membentuk lubang hidung untuk katak. Ada katup yang kompleks tetapi tidak ada bagian hidung selama ada dalam diri manusia. Rasa katak penciuman terdaftar oleh lobus penciuman. Ini membuat bagian depan otak.
Mata kasar. Lensa tetap yang tidak dapat mengubah fokusnya. Kelopak mata kurang berkembang tidak bergerak. Untuk menutup matanya, katak menarik organ ke dalam soket (lihat Eye). Sebuah kelopak mata ketiga, atau membran nictitating, dapat ditarik atas menarik-dalam bola mata.
Tidak ada telinga luar . Kedua gendang telinga, atau membran timpani, yang terkena. Hanya ada satu tulang di telinga tengah katak. Telinga tengah manusia mengandung tiga tulang (ossicles). Seperti pada manusia, semicircular canals membantu untuk menjaga keseimbangan tubuh.

F.     Sistem Indera Katak
Pada hewan amphibi (katak) memiliki 2 indera yang paling menonjol:
Indera penglihat (Mata)
Indera pendengar (Telinga)
Ø  Indera penglihat (Mata)
Mata katak berbentuk bulat dengan lensa yang tebal. Terdiri dari selaput yang bergerak dari bawah ke samping atas membatasi jarak penglihatan sehingga mata katak tidak dapat berakomodasi. Katak memiliki selaput tidur pada kelopak matanya yang disebut membran niktitans atau selaput tidur. Fungsi membran niktitans: untuk menjaga kelembapan mata katak saat di darat dan melindungi dari gesekan di dalam air.
Ø  Indera pendengar (Telinga)
Alat pendengaran katak berupa telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Jika kita melihat katak mungkin kita tidak dapat melihat telinganya karena katak tidak memiliki daun telinga, tapi kalau diperhatikan lebih seksama kita dapat menemukan selaput gendang telinganya.
Proses penyampaian bunyi pada pendengaran katak: Getaran suara diterima oleh selaput gendang telinga, menggetarkan tulang pendengaran dan meneruskannya ke tingkap jorong. Di tingkap jorong, getaran ini diteruskan oleh cairan limfa ke saraf pendengaran.
Ø  Indera lainnya
Sebenarnya indera katak yang lain hanya berfungsi seperti fungsi pada umumnya, misalnya lidah katak. Lidah katak tidak dapat merasakan rasa manis/asam/asin/pahit/dll seperti yang bisa kita rasakan. Namun lidah katak cukup bisa membedakan mana makanan yang layak makan dan yang tak bisa dimakan. Selain itu, lidah katak juga dapat menjulur panjang dan digunakan untuk menangkap mangsa seperti serangga.
G.    Sistem Reproduksi Katak
Katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak betina dan katak jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak juga terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak betina dan katak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan katak betina diselaputi oleh selaput telur atau membran vitelin. Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur atau uterus. Oviduk katak betina terpisah dengan ureter (saluran kemih). Oviduk berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.

Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter (saluran kemih). Dari vas deferens sperma bermuara di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan kental, sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.

Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat isap. Makanannya berupa pitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivor. Berudu awal berkembang lebih lanjut dari herbivor menjadi karnivor atau insektivor (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya, celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.

Setelah tiga bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani muncul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernafas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.













BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan :
Katak termasuk dalam kelas amphibia
Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda.
Saluran pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung usus, dan kloaka.
Alat pernapasan pada katak berupa paru-paru, kulit, dan insang.
Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak di kanan dan kiri tulang belakang.
Sistem saraf pada katak terdiri dari otak. Otak tengah lebih berkembang sehingga memiliki penglihatan yang baik.
Reproduksi pada katak terjadi secara eksternal dan cara ovipar dengan perilaku ampleksus. Ovum yang telah dibuahi oleh sperma akan berkembang menjadi berudu dan mengalami metamorfosis sehingga menjadi katak dewasa.
                                                                                                   











                                                             
DAFTAR PUSTAKA
http://fkhlover.blogspot.com/                    
http://translate.google.co.id/            
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi untuk SMA. Jakarta: Erlangga.





No comments:

Post a Comment