Remaja dan Permasalahannya
Latar Belakang
Masa remaja seringkali
dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori
perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan
perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan
lingkungan.
Sejalan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada
tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana
diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu
memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas
tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan,
kebahagian dan penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi
tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas
perkembangan pada fase berikutnya.
Thornburgh membagi usia remaja menjadi tiga kelompok, yaitu:
a.
Remaja awal : antara 11 hingga 13 tahun
b.
Remaja pertengahan: antara 14 hingga 16 tahun
c.
Remaja akhir: antara 17 hingga 19 tahun.
Pada usia
tersebut, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1.
Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan
teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis
2.
Mencapai peran
sosial maskulin dan feminin
3.
Menerima
keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
4.
Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua
dan orang dewasa lainnya
5.
Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
6.
Memilih
pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
7.
Mempersiapkan
diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
8.
Mengembangkan
kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai
warga negara
9.
Menginginkan
dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial
10.
Memperoleh
rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku (Havighurst dalam
Hurlock, 1973).
Tidak semua remaja dapat memenuhi
tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock (1973) ada beberapa
masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu:
1.
Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang
berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik,
penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
2.
Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat
status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian,
kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak
yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.
Perumusan Masalah
1.
Perkembangan fisik dan psikis remaja
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkekmbangan remaja
Pembahasan Masalah
Perkembangan pada remaja merupakan
proses untuk mencapai kemasakan dalam
berbagai aspek sampai tercapainya tingkat kedewasaan. Proses ini adalah sebuah
proses yang memperlihatkan hubungan erat antara perkembangan aspek fisik dengan
psikis pada remaja.
1.Perkembangan fisik remaja
Menurut
Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya
perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan
proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan
fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling
penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada sisitem
reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organ reproduksi untuk memulai siklus reproduksi
serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai
dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan
karakteristik seksual sekunder. Karakteristik seksual primer mencakup
perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder
mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya,
pada remaja putri ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya
rambut-rambut pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra
mengalami pollutio (mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuh
rambut-rambut pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di
kaki, kumis dan sebagainya.
2.Perkembangan Psikis Remaja
Ketika
memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian yang
merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Perkembangan psikis remaja dipengaruhi oleh faktor keluarga,
sekolah dan masyarakat.
- Kutub Keluarga ( Rumah Tangga)
Dalam berbagai penelitian yang telah
dilakukan, dikemukakan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam lingkungan
sosial keluarga yang tidak baik/disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk
mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan
berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/remaja yang
dibesarkan dalam keluarga sehat/harmonis (sakinah).
Kriteria keluarga yang tidak sehat tersebut menurut para ahli, antara lain:
a.
Keluarga tidak utuh (broken home by death, separation,
divorce)
b.
Kesibukan orangtua, ketidakberadaan dan
ketidakbersamaan orang tua dan anak di rumah
c.
Hubungan interpersonal antar anggota keluarga
(ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk)
d.
Substitusi ungkapan kasih sayang orangtua kepada anak,
dalam bentuk materi daripada kejiwaan (psikologis).
B. Kutub Sekolah
Kondisi sekolah yang tidak baik
dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat
memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. Kondisi
sekolah yang tidak baik tersebut, antara lain;
a.
Sarana dan
prasarana sekolah yang tidak memadai
b.
Kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai
c.
Kualitas dan
kuantitas tenaga non guru yang tidak memadai
d.
Kesejahteraan guru yang tidak memadai
e.
Kurikilum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan
agama/budi pekerti yang kurang
f.
Lokasi sekolah di daerah rawan, dan lain sebagainya.
- Kutub Masyarakat (Kondisi Lingkungan Sosial)
Faktor kondisi lingkungan
sosial yang tidak sehat atau “rawan”, dapat merupakan faktor yang kondusif bagi
anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Sebagai contoh:
1)
Peredaran
alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya
2)
Pengangguran
3)
Wanita tuna susila (wts)
4)
Beredarnya
bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis dan
kekerasan
5)
Perumahan kumuh dan padat
6)
Kesenjangan sosial
1)
Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan,
perampokan
2)
Perkosaan
3)
Pembunuhan
4)
Tindak kekerasan lainnya
Refleksi Diri
Remaja
adalah perubahan fase dari anak-anak menuju dewasa. Dalam perubahan itu, remaja
sedang mencari identiatas diri, terjadi perubahan fisik dan psikis dalam
pertumbuhannya sehingga remaja cenderung bersifat labil.
Dalam
perkembangannya, remaja kerap kali bertindak menyimpang atau yang biasa disebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan
remaja dipengaruhi oleh faktor dalam diri remaja
itu sendiri dan faktor luar atau lingkungan dimana remaja itu tinggal. Untuk menghindari penyimpangan
yang pertama kali kita lakukan adalah mengontrol diri kita sendiri dan jangan
mudah dikendalikan oleh lingkungan. Sebisa mungkin. Hindari lingkungan
yang tidak baik, hati-hati dalam bergaul dan jangan mudah terpengaruh oleh
tindakan-tindakan yang tidak terpuji.
Penutup
Perkembangan
remaja adalah perkembangan fisik dan psikologis remaja yang biasanya
dipengaruhi oleh faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan yang tidak
kondusif menjadi sebab remaja melakukan tindakan menyimpang yang biasa disebut
dengan kenakalan remaja.
PERILAKU MENYIMPANG
Tugas Ilmu Sosial dan Budaya
Remaja dan Permasalahannya
Anastasia Putri Arini H0511009
Erga Pradipta H0511077
Latifah Ufairoh Z Z H0911035
Kristian Danu W H0511041
Nia Rizky P H0911045
Kelas A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
2011
No comments:
Post a Comment